Napoleon
Bonaparte dan Islam
Benarkan Napoleon Bonaparte, jenderal besar panglima perang
Perancis ini masuk Islam? Kenapa tidak? Berpuluh-puluh tahun Napoleon berada di
Mesir dan berinteraksi dengan masyarakat dan dunia Islam. Dalam pencarian
agamanya, sangat mungkin Napoleon memperlajari dan tertarik pada Islam seperti
terjadi pada ribuan muallaf lainnya hingga hari ini. Dalam menyikapi sejarah,
reaksinya bukan soal percaya atau tidak, dikarang-karang atau bukan, tapi fakta
sejarah. Selama tidak bantahan yang meyakinkan atas fakta-faktanya itu, berarti
kemusliman Napoleon adalah benar. Salam.
___________________
___________________
BENARKAH NAPOLEON MUSLIM?
REPUBLIKA.CO.ID
— Bagi penyuka sejarah, nama Napoleon Bonaparte dari Prancis mungkin sudah tak
asing lagi. Nah, tahukah Anda bahwa ada isu menarik yang konon menyebutkan
bahwa musuh bebuyutan Inggris ini adalah Muslim. Tapi ingat, isu ini bukannya
tanpa kontroversi.
Isu
Napoleon menjadi Muslim ini diungkap dalam harian resmi Prancis, Le Moniteur
Universel (terbit dalam kurun 1789-1868). Disebutkan bahwa Napoleon resmi
menjadi Muslim pada 1798. Kutipan berita inilah yang kemudian dimuat dalam buku
Satanic Voices – Ancient and Modern karya David Musa Pidcock tepatnya pada
halaman 61.
Buku
Pidcock ini terbit pada 1992, demikian tulisan yang dikutip media.isnet.org.
Pidcock juga menuliskan bahwa Napoleon memilih nama Ali sebagai nama barunya,
sehingga menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Rupanya Napoleon sempat terinspirasi
oleh orang kepercayaannya, Jenderal Jacques Menou, yang kemudian menjadi
Jenderal Abdullah-Jacques Menou. Sang jenderal kemudian menikahi seorang wanita
Mesir, Siti Zoubeida –yang diyakini memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad
saw.
Napoleon
disebut-sebut mengakui superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya
di kekaisarannya di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan ke
dalam Civil Code Napoleon atau hukum yang ditulis oleh Napoleon. Code Napoleon
ini kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan konstitusi
negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.
Tunggu
dulu…ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada contohnya
di dunia kontemporer. Berita yang ditulis media.isnet.org ini menyebutkan,
salah satunya adalah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997 yang menewaskan Putri
Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi al-Fayed. Para fotografer yang
memotret insiden tersebut juga ikut dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada
jurisprudensi Prancis.
Dakwaan
itu menyebutkan, para fotografer ikut bersalah “karena tidak menolong saat
berada di lokasi kejadian”. Nah, menurut Pidcock, prinsip ini konon berasal
dari hukum syariah hasil ijtihad dari Imam Malik. Lebih jauh lagi, hubungan
Napoleon dengan Islam diungkap juga dalam Bonaparte and Islam atau versi
Prancisnya, Bonaparte et Islam, tulisan Christian Cherfils. Wallahu a’lam
bissawab…[]
______________________
______________________
NAPOLEON
BONAPARTE DAN ISLAM
Farzila
Novia (sejarah.kompasiana.com)
Siapa
yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang
tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari
Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael
H. Hart. Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi
dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman. Sebagai seorang
yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793,
seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu. Tapi
rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya
waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan
damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun
1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. Apa yang
membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi
Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains,
cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and
his daughters?” “The science which proves to us that the earth is not the
centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua
stops the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
( “Saya
membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah
bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah
Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38) “Sains telah
menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini
merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari
(Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut….
saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”)
Selanjutnya
Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than
nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was
a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less
ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang
sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia
keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam
terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam
agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah
berhala dan dewa.” )
Selanjutnya
:
“Surely, I have told you on different occations and I have
intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I
glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang
berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa
saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai
orang-orang Islam.”)
Akhirnya
ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no
god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia
tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.” )
Napoleon
Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya
terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar
belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs,
Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut:
“I hope the time is not far off when I shall be able to unite
all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform
regime based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
( “Saya
meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang
berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang
berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu
satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”)
Beberapa
sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku
‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah satu
contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis. Meskipun
pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15
Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu
untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Sama halnya di
Indonesia, Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya menyatakan mereka
adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari
semua hal tersebut, kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama
setelah mempelajari isi Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama
menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang
keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah,
“Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan
pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah,
“Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup
di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin
tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan
Al-Quran.” Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar